Kamis, 29 Juli 2010

Dampak Penggunaan Metode Pembelajaran E-Learning Bagi Mahasiswa


Juni 23rd, 2008

Saat ini metode pembelajaran e-learning cukup digemari dan menjadi salah satu pilihan dosen untuk mengajar mahasiswanya. E-learning atau electronic learning adalah metode pembelajaran jarak jauh yang memanfaatkan sarana teknologi berupa internet (via internet). Metode e-learning ini biasanya gemar digunakan oleh dosen yang sibuk dan dosen-dosen di universitas besar seperti UI, ITS, Unair, ITB dan UB. Hal ini dilakukan karena metode pembelajaran ini tidak membutuhkan tatap muka (face to face) antara mahasiswa dan dosen. Mahasiswa hanya diharuskan duduk di depan komputer atau laptop dan on line di internet. Dosen benar-benar hanya berfungsi sebagi mediator, fasilitator, dan motivator. Dosen cukup memberikan modul perkuliahan atau soal-soal tugas melaui email, dan mahasiswa benar-benar harus mencari sumber atau data sendiri dari bahan kuliah atau tugas yang diberikan dosen.

Ada beberapa keuntungan yang dapat diperoleh mahasiswa dari penggunaan metode ini. Pertama, metode pembelajaran ini bisa dilakukan kapan saja asal sesuai dan memenuhi target yang diberikan universitas. Kedua, lebih efisien dan efektif. Hal ini karena metode ini dapat menghemat waktu dan tenaga, mahasiswa tidak perlu pergi ke kampus untuk belajar, jadwal kuliah fleksibel karena jadwal kuliah tidak dibakukan dan dapat meminimalisir mahasiswa mengantuk atau bosan ketika mengikuti kuliah. Apabila mahasiswa diberi tugas oleh dosen mereka bisa langsung mencari jawaban dari tugas tersebut lewat browsing di internet langsung. Ketiga, metode ini dapat menghemat biaya yang dikeluarkan mahasiswa. Apabila semua dosen di universitas menggunakan metode ini, maka mahasiswa tidak perlu membayar biaya perkuliahan dalam jumlah besar. Mahasiswa tidak perlu mengeluarkan uang untuk browsing internet karena sebagian besar universitasnya menyediakan fasilitas hot spot (wi fi zone). Keempat, mahasiswa harus benar-benar aktif dalam proses belajar, karena dosen hanya bertindak sebagai pengarah, mediator, motivator, dan fasilitator. Kelima, secara tidak langsung metode pembelajaran ini mendorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi sahingga mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga supaya tidak gaptek (gagap teknologi). Mengingat di zaman yang maju dan modern seperti ini penguasaan teknologi sangat dibutuhkan. Keenam, dapat menghemat penggunaan kertas yang digunakan untuk mencatat atau mengerjakan tugas sehingga dapat membantu mencegah perluasan atau percepatan global warming. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa kertas terbuat dari bahan dasar pohon, padahal pohon merupakan “peredam” global warming.

Penggunaan metode pembelajaran e-learning ini selain berdampak positif tetapi juga berdampak negatif bagi mahasiswa. Beberapa kerugian yang ditimbulkan dari penggunaan metode e-learning bagi mahasiswa. Pertama, tidak semua mata kuliah menuntut mahasiswa harus aktif sepenuhnya, seperti mata kuliah kalkulus, statistik, akuntansi, fisika atau mata kuliah kantitatif lainnya yang memerlukan bimbingan dari dosennya langsung. Untuk mata kuliah tersebut seperti itu pembelajaran seperti biasanya masih sangat dibutuhkan oleh mahasiswa. Kedua, metode ini membuat mahasiswa menjadi malas karena semuanya serba instant. Ketiga, penggunaan teknologi internet dalam proses belajar mengajar membuat mahasiswa semakin jauh dari buku. Padahal bagaimanapun juga buku adalah jendela dunia. Selain itu pertanggungjawaban dari pelajaran yang diajarkan melalui metode e-learning sulit dibuktikan karena pembelajaran tersebut berada di dunia maya, dimana didunia ini semua bisa dimanipulasi dengan mudah. Kelima, kurangnya atau minimnya tatap muka antara dosen dan mahasiswa membuat komunikasi diantara keduanya kurang, padahal saat ini komunukasi langsung sangat diperlukan. Selain itu, kadang mahasiswa sama sekali tidak tahu siapa dosennya sehingga mahasiswa kurang hormat terhadap dosennya.

Jadi penggunaan metode e-learning yang semakin digemari dosen dapat menimbulkan dampak positif seperti: metode ini lebih efektif dan efisien, menghemat waktu, biaya dan tenaga, memdorong mahasiswa untuk memanfaatkan teknologi, dan mencegah global warming terlalu parah. Selain dampak positif, penggunaan metode ini juga menimbulkan dampak negatif, yaitu membuat mahasiswa menjadi malas, semakin jauh dari buku, dan kurang mengetahui serta menghormati dosennya karena kurangnya komunikasi langsung. Untuk itu, penggunaan metode pembelajaran e-learning harus ditinjau ulang lagi apakah benar-benar bermanfaat bagi mahasiswa atau tidak. Usahakan meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan dari penggunaan metode ini. Meskipun metode ini digunakan tetap harus mengutamakan komunikasi langsung antara mahasiswa dengan dosennya.

Kelebihan dan Kekurangan Cooperative Learning


Sebenarnya semua model, metode, strategi pengajaran dan pembelajaran itu baik, dan semuanya itu tergantung bagaimana guru mampu mengelola proses pelaksanaannya. Dan masing-masing itu juga memilih kelebihan dan kekurangannya, akan tetapi semua itu sangat tergantung kepada pemahaman dan keterampilan guru dalam pelaksanaannya.

Berbicara tentang pengajaran dan pembelajaran model cooperative learning, saya kira ada kelebihan dan kekurangannya. (1) Kelebihan Model Cooperative Learning. Bila dibandingkan dengan pembelajaran yang masih bersifat konvensional pembelajaran kooperatif ini memiliki beberapa kelebihan. Kelebihan pembelajaran kooperatif dilihat dari aspek siswa, adalah memberi peluang kepada siswa agar mengemukakan dan membahas suatu pandangan, pengalaman, yang diperoleh siswa belajar secara bekerja sama dalam merumuskan ke arah satu pandangan kelompok (Cilibert-Macmilan, 1993).

Dengan melaksanakan model pembelajaran cooperative learning. siswa memungkinkan dapat meraih keberhasilan dalam belajar, di samping itu juga bisa melatih siswa untuk memiliki keterampilan, baik keterampilan berpikir (thinking skill) maupun keterampilan sosial (social skill) seperti keterampilan untuk mengemukakan pendapat, menerima saran dan masukan dari orang lain, bekerjasama, rasa setia kawan, dan mengurangi timbulnya perilaku yang menyimpang dalam kehidupan kelas (Stahl 1994). Model pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk mengembangkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan secara penuh dalam suasana belajar yang terbuka dan demokratis. Siswa bukan lagi sebagai objek pembelajaran namun bisa juga berperan sebagai tutor bagi teman sebayanya.

Selanjutnya menurut Sharan (1990), siswa yang belajar dengan mengunakan metode pembelajaran koperatif akan memiliki motivasi yang tinggi karena didorong dan didukung dari rekan sebaya. Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan-santun, rneningkatkan motivasi siswa memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikran orang lain (Johnson, 1993).

Stahl et.al (1994), mengemukakan bahwa melalui model cooperative learning siswa dapat memperoleh pengetahuan, kecakapan sebagai pertimbangan untuk berpikir dan menentukan serta berbuat dan berpartisipasi sosial. Selanjutnya Zaltman et.al ( 1972) mengemukakan bahwa siswa yang bersama-sama bekerja dalam kelompok akan menimbulkan persahabatan yang akrab, yang terbentuk dikalangan siswa. ternyara sangat berpengaruh pada tingkah laku atau kegiatan masing-masing secara individual Kerjasama antar siswa dalam kegiatan belajar menurut Menurut Santos (1983) dapat memberikan berbagai pengalaman.

Mereka lebih banyak mendapatkan kesempatan berbicara, inisiatif, menentukan pilihan dan secara umum mengembangkan kebiasaan yang baik Selanjutnya Jarolimek & Parker (1993) mengarakan kelebihan yang diperoleh dalam pembelajaran ini adalah sebagai berikut : 1) Saling ketergantungan yang positif; 2). Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu; 3) Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas; 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenanakan; 5 Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru; dan 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. (2) Kekurangan Cooperative Learning.

Kekurangan model pembelajaran cooperative learning bersumber pada dua faktor yaitu faktor dari dalam (intern) dan faktor dari luar (ekstern). Faktor dari dalam yaitu sebagai berikut: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikran dan waktu; 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai; 3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas. Sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan; 4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi oleh seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasip..Faktor dari luar erat kaitannya dengan kebijakan pemerintah yaitu padamya kurikulum pembelajaran sejarah, selain itu pelaksanaan tes yang terpusat seperti UN/UNAS sehingga kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung dipersiapkan untuk keberhasilan perolehan UN/UNAS.

Sebenarnya apabila guru telah berperan baik sebagai fasilitator, motivator. Mediator, mapun sebagai evaluator, maka keleniahan yang itemukan dalam model cooperaline learning ini dapat diatasi. Sehingga peran guru sangat penting dalam menciptakan suasana kelas yang kondusif agar pembelajaran sejarah dengan mengunakan model ini dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana. Semoga.***

Dukung: Rusli Zainal Sang Visioner

Minggu, 18 Juli 2010

contoh judul skripsi

ontoh Judul Skripsi dan Tesis Pendidikan
1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Kepala Sekolah Sltp Di Samarinda –
2. Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Pembelajaran Di Sd Syuhada Yogya –
3. Pengaruh Aktivitas Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di Sltpn Kab. Banjar Kalsel
4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Supervisi Dan Partisipasi Komite Sekolah Kinerja Sekolah –
5. Pengaruh Kualitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Persepsi Guru, Motivasi Berprestasi Dan Kompensasi Terhadap Kedisiplinan Guru Sd (Sk : Di Kec. Sleman Kab. Sleman Diy) –
6. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Etos Kerja Guru Menurut Persepsi Guru Sltpn Kab. Gunung Kidul –
7. Pengaruh Pengalaman Guru, Motivasi Guru Dan Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Sd Di Tenggarong Kab. Kutai Kertanegara Kaltim –
8. Pengaruh Motivasi Kerja, Kepuasan Kerja, Gaya Kepemimpinan Serta Pelatihan Dan Pengembangan Ketenagakerjaan Terhadap Produktivitas Kerja Pengelolaan Pkbm –
9. Kompetensi Guru Ips Sltp Dalam Pembelajaran Di Kab. Banjar –
10. Kreativitas Guru Dalam Proses Pembelajaran Ppkn Sltpn Di Kota Samarinda
11. Pengaruh Pendidikan Agama Dalam Keluarga, Sekolah Dan Masyarakat Terhadap Pengalaman Nilai-Nilai Islami Bagi Siswa Mtsn Model Samarindaa –
12. Pluralisme Agama, Pasca Modernisme Dan Pendidikan Agama Di Indonesia (Telaah Buku Teks Pendidikan Agama Islam Smu) –
13. Pendidikan Nilai-Nilai Agama Islam Dalam Keluarga Ibu Bekerja Di Kota Samarinda -
14. Sistem Pendidikan Nilai Agama Dalam Proses Pembelajaran Di Madrasah Aliyah Wakhid Hasyim Gaten Sleman Yk (Tinjauan Tentang Guru Dalam Interaksi Edukatif)
15. Proses Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di Perguruan Tinggi Umum (Tinjauan Kasus Pgsd Ikip Negeri Gorongtalo) –
16. Persepsi Suku Bajali Terhadap Pendidikan Dan Tata Nilai Dalam Perubahan Sosial Budaya Di Desa Rampa Kab. Kotabaru Kalsel –
17. Penggunaan Bahasa Indonesia Dalam Buku Teks Bidang Studi Ips Dan Dampaknya Terhadap Siswa Sltpn Di Samarinda –
18. Nasionalisme Dalam Pembelajaran Ips Sejarah Di Smu 8 Yogyakarta –
19. Pembelajaran Sejarah Dan Pengembangan Nilai Nasionalisme Siswa Smun I PelaihariKab. Tanah Laut Kalsel –
20. Penginkatan Kualitas Pembelajaran Ips Dengan Model Kooperatif Di Sltpn I Alas Sumbawa Nutt –
21. Kemampuan Memahami Unsur Serapan Bahasa Asing Siswa Kelas Ii Smun Di Kab. Kulon Progo Diy –
22. Evaluasi Pelaksanaan Program Karang Taruna Dalam Pembinaan Remaja Di Kab. Badung Bali –
23. Prestasi Belajar Siswa Dalam Bidang Studi Ips Di Madrasah Tsanawiyah Se-Kabupaten Brebes Prpo. Jateng –
24. Faktor-Faktor Determinan Kompetensi Akuntansi Siswa Pendidikan Kursus Akuntansi Di Diy –
25. Perilaku Kewiraswastaan Siswa Pada Sltp/Mts Di Kota Banjarbaru –
26. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Kud Tuntung Padang Di Barito Kuala –
27. Kemampuan Siswa Memahami Konsep-Konsep Ekonomi Di Smun Kota Banda Aceh –
28. Nilai-Nilai Upacara Baayun Anak Di Desa Banua Halat Kab. Tapin Kalsel –
29. Perilaku Wanita Dalam Cerita Rakyat Di Lombok –
30. Diversifikasi Mata Pencaharian Rumah Tangga Dan Sumbangannya Terhadap Pendapatan Di Banuhampu Sei Puar Kab. Agam Sumbar –
31. Kualitas Pelayanan Pendidikan Dan Prestasi Belajar Mahasiswa Pada Fp-Ips Ikip Negeri Singaraja Bali –
32. Evaluasi Pelaksanaan Program Sltp Terbuka Di Kab. Hulu Utara –
33. Sikap Demokratis Siswa Smu Di Yogyakarta –
34. Penanaman Nilai Estettik : Pendidikan Seni Rupa Sd Simpang Baru Dan Karang Bukong Kotamadya Semarang -
35. Perbedaan Ketrampilan Berbahasa Indonesia Produktif Diantara Guru-Guru Sd Berdasarkan Latar Belakang Pendidikan -
36. Koordinasi Penuntasan Wajib Belajar 9 Tahun Di Jabar (Sk : Dati Ii Kab. Bandung Tentang Koordinasi Antar Instansi Terkait)
37. Evaluasi Iklim Akademik Di Smu Muhammadiyah Gombong Kab. Kebumen –
38. Keefektifan Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika Dan Sejarah Tingkat Smu Di Kab. Tegal –
39. Peningkatan Keefektifan Pembelajaran Menulis Di Kelas Ii Sdn Ngaglik Sardonoharjo Dengan Menggunakan Pendekatan Proses Dan Media Gambar –
40. Kemampuan Guru Sltpn Dalam Mengevaluasi Hasil Belajar Di Kab. Tapin Kalsel –
41. Akulturasi Untuk Kebudayaan Siswa Sltpn Ii Banjarmasin Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin Kalsel –
42. Analisa Kebutuhan Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pembantu Rumah Tangga (Prt) (Sk : Di Kelurahan Baciro Yk) –
43. Evaluasi Sistem Seleksi Masuk Iain Suka Yogyakarta –
44. Penggunaan Buku Paket Stm Jurusan Bangunan Program Studi Bangunan Gedung –
45. Partisipasi Dunia Industri Dalam Pelaksanaan Pendidikan Sistem Ganda (Psg) Untuk Siswa Smk Kelompok Pariwisata Di Diy –
46. Budaya Sekolah Di Sltpn I Banjarmasin Kec. Banjarmasin Selatan Kota Banjarmasin –
47. Kesiapan Kerja Siswa Smkn I Marahaban Kab. Barito Kuala –
48. Efektivitas Program Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Mgmp) Matematika Tingkat Sltp Di Kab. Barito Kuala –
49. Efektivitas Diklat Struktural Adum Di Era Otonomi Daerah Dinas Pendidikan Prop. Kalsel –
50. Persepsi Efektivitas Diklat Guru Dalam Meningkatkan Kompetensi Mengajar Ipa Biologi Sltpn Di Kota Banjarmasin –
51. Sikap Kewirausahaan Siswa Bidang Keahlian Tata Busana Di Smkn 6 Yk –
52. Pola Menu Makanan Keluarga (Studi Di Daerah Pedesaan Penerima Dana Idt Kab. Dati Ii Gunung Kidul) –
53. Nilai Kerja Karyawan Antara Lulusan Stm Dan Sma Pada Industri Susu Di Yogyakarta
54. Kinerja Karyawan Pada Unit Pelaksana Teknis Kebudayaan Daerah Kalsel –
55. Tingkat Aspirasi Pendidikan Suku Bajo Dan Faktor-Faktor Determinannya (Sk : Masyarakat Suku Bajo Di Kab. Buton Sultra) –
56. Evaluasi Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Pada Lembaga Pendidikan Primagama Di Diy –
57. Efektivitas Penyelenggaraan Ebta Sltpn Di Kota Banjarmasin –
58. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Di Smun I Tenggarong –
59. Optimalisasi Fungsi Manajerial Kepala Sekolah Dalam Menyongsong Manajemen Berbasis Sekolah Di Kota Banjarmasin (Sk : Sltpn 6 Dan Sltp Sabilal Muhtadin Banjarmasin) –
60. Manajemen Pembelajaran Kerajinan Tangan Dan Kesenian Melalui Penelitian Tindakan Kelas Di Sltpn 2 Sungai Tabuk Kab. Banjar –
61. Implementasi Kebijakan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun Di Kab. Dati Ii Ende (Sk : Kab. Dati Ii Ende) –
62. Studi Banding Impelementasi Kebijakan Pendidikan Sistem Ganda Antara Smkn Dan Smk Swasta –
63. Pengaruh Aksesbilitas Dan Sosial Ekonomi Terhadap Transisi Pendidikan Sd – Sltp Di Kec. Ngarsoyoso Dan Persebaran Gedung Sltp Di Kab. Karanganyar –
64. Analisa Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kinerja Dosen Pada ”Iak” DepkesriProp Jateng –
65. Hubungan Karakteristik Dosen Dengan Kepuasan Mahasiswa Dalam Proses Belajar Mengajar Di Akper Pemerintah Kab. Sumedang Th 2002 –
66. Analisis Ekspektasi Dan Persepsi Mahasiswa Terhadap Mutu Pendidikan Di Akademi Farmasi Depkes Kupang –
67. Persepsi Guru Terhadap Kualitas Penyuluhan Kesehatan Oleh Petugas Puskesma Bagi Murid Sd Di Kec Depok Sleman Diy –
68. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Guru-Guru Di Sltpn Kab. Sragen –
69. Peningkatan Kualitas Pendidikan Di Sdn Melalui Optimalisasi Kinerja Fungsi-Fungsi Baku Di Kab. Rembang –
70. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Smun 5 Yogyakarta –
71. Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan Di Smkn 2 Wonosari –
72. Strategi Meningkatkan Kualitas Pendidikan Di Sdn Rondo Kuning Ii Kec. Kraksaan Kab. Probolinggo –
73. Upaya Meningkatan Mutu Pendidikan Di Smk Murni 5 Surakarta –
74. Kesiapan Atk Dalam Meningkatkan Jumlah Lulusan Ahli Madya Jurusan Teknologi Pengolahan Kulit -
75. Strategi Program Sd Dalam Rangka Peningkatan Sdn Baleharjo Ii Kec. Pacitan Kab. Dati Ii Pacitan –
76. Upaya Meningkatkan Tipe B Ke Tipe A Dengan Penambahan Daya Tampung Pada Sltp I Bangil –
77. Analisa Swot Dalam Rangka Meningkatkan Kuantitas Dan Kualitas Mahasiswa Fkip Usd Yogyakarta –
78. Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Dengan Membuka Program Studi Baru Di Stpmd Apmd Yogyakarta –
79. Kesiapan Smun Sumberejo Bojonegoro Dalam Meningkatkan Mutu Kelulusan Program Kelulusan Program Ipb, Ipa, Sips –
80. Analisis Kesiapan Ikip Pgri Tuban Dalam Meningkatkan Jumlah Lulusan –
81. Analisis Upaya Pemasaran ”Sti Syariah” Yogyakarta Dalam Rangka Peningkatan Jumlah Mahasiswa Baru Tahun 2001 –
82. Upaya Optimalisasi Fungsi-Fungsi Baku Guna Meningkatkan Kualitas Lulusan Sd Kaliurang I –
83. Mengoptimalkan Jumlah Sltp Terbuka Di Jatim (Sebuah Tinjauan Tentang Proyek Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Th)
84. Evaluasi Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Th Di Depdikbud Kab. Pacitan –
85. Pengetahuan Dasar, Kemampuan Kebahasaan Dan Kompentensi Membaca Dan Menulis Bahasa Arab Pada Siswa Mtsn Salatiga –
86. Meningkatkan Jumlah Murid Sltp Majapahit I Jetis Kab. Mojokerto –
87. Strategi Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo Th 2002- 2005 –
88. Hubungan Antara Budaya Organisasi Dan Produktivitas Kerja Karyawan Administra
89. Upaya Peningkatan Ipk Mahasiswa Stt Berita Kitab Wahyu Internasional Dalam Rangka Memenuhi Kebutuhan Tenaga Rohaniawan –
90. Strategi Peningkatan Kuantitas Lulusan Mahasiswa Stt Berita Kitab Wahyu Internasional –
91. Strategi Bersaing Primagama Di Tengah Industri Jasa Bimbingan Belajar (Sk : Primagama Surabaya) –
92. Pengelolaan Unit Produksi Di Smkn Prop. Diy –
93. Rekonstruksi Konsep Dasar Ilmu Upaya Mengintegrasikan Ilmu Dalam Pendidikan Islam (Suatu Telaah Epistimologi) –
94. Epistimologi Hukum Islam Muhammad Abduh –
95. Nilai-Nilai Islam Dalam Tradisi Gadai Pada Masyarakat Banjar Di Kotamadya Banjarmasin –
96. Evaluasi Pendidikan Wirausaha Di Smk Ti Kodya Semarang –
97. Upaya Meningkatkan Keefektifan Pembelajaran Bahasa Inggris Melalui Kreativitas Guru Dalam Merancang Tugas-Tuggs Komunikatif Di Smu 2 Wonosari –
98. Evaluasi Perencanaan Pengajaran Pendidikan Moral Pancasila Di Smu –
99. Persepsi Mahasiswa Terhadap Kompetensi Mengajar Dosen Poltek Usu Medan –
100. Variasi Pengeluaran Rumah Tangga Untuk Pendidikan Anak Di Distrik Fak-Fak Prop Irian Jaya –
101. Kontribusi Pembinaan Mental Terhadap Kesadaran Moral Narapidana Di LpWirogunan Yogyakarta –
102. Manajemen Sumber Daya Manusia Dalam Pelaksanaan Otonomi Daerah Di Kantor Pemda Kab. Dompu Ntb –
103. Sistem Pengeloaan Program Tata Rias Di Aks “Akk” Yk –
104. Profesionalisme Guru Dalam Proses Pembelajaran Bidang Studi Ips Di Sdn Inti Bantul Timur, Trirenggo Kab. Bantul –
105. Studi Penelusuran Lulusan Smk I Sedayu Bantul –
106. Efektivitas Pelaksanaan Manajemen Pendidikan Di Sman I Depok, Sman I Gamping Dan Sman I Cangkringan Kab. Sleman Pasca Otonomi Daerah –
107. Pengorganisasian Tugas Di Smpn I Yk –
108. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Bahasa Jawa Melalui Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Dengan Pendekatan Intelektual –
109. Impelementasi Pengawasan Sekolah Dalam Rankga School Based Management Di Era Otonomi Daerah Di Kota Surabaya –
110. Pengelolaan Siswa Nakal Di Smpn 4 Tempel Kab. Sleman –
111. Peran Tuan Guru Dalam Pembangunan Masyarakat Desa –
112. Analisis Kebutuhan Pendidikan Dan Pelatihan Bagi Pembantu Rumah Tangga (Sk : Di Kel. Baciro Dan Kel. Klitren, Kotamadya Yk) –
113. Kinerja Dosen Ditinjau Dari Segi Pembinaan Sdm Di Akper Depkes Ternate –
114. Upaya Meningkatkan Ipk Kelulusan Upn ”Veteran” Yk Dalam Menghadapi Periode Lima Tahun Mendatang –
115. Strategi Meningkatkan Jumlah Mahasiswa Ump Tahun 2002-2005 –
116. Upaya Peningkatan Nem Siswa Smun 7 Yk –
117. Upaya Optimalisasi Fungsi-Fungsi Baku Guna Meningkatkan Kualitas Lulusan Sd Kaliurang –
118. Pengelolaan Layanan Madrasah Aliyah Ali Maksum Bantul Dalam Perspektif Total Quality Management (Tqm) (Tinjauan Terhadap Pelanggan Internal) –
119. Kultur Sekolah Dan Kinerja Siswa Di Man Iii Yogyakarta –
120. Evaluasi Pelaksanaan Program Kelompok Berlatih Olahraga Di Skb Pelaihari Kalsel
121. Evaluasi Pelaksanaan Program Paket C Di Kab. Karanganyar Prop. Jateng –
122. Implementasi Konsep Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah Di Sman 8 Yogyakarta
123. Peran Kepala Sekolah Dalam Manajemen Pembelajaran Di Sd Syuhada Yogya–
124. Optimalisasi Peran Komite Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan Di Sman I Gerung Lombok Barat –
125. Manajemen Pengangkatan Kepala Sman Di Kab. Bantul –
126. Manajemen Pendidikan Kooperatif Model Jigsaw Di Smp Full Day School –
127. Implementasi Sistem Manajemen Mutu Iso 9001:2000 Pada Unit Pendidikan Sekolah Akademi Teknik Mesin Industri (Atmi) Surakarta – -
128. Penerapan Manajemen Berbasis Sekolah Untuk Meningkatkan Mutu Belajar Siswa Di Sman I Yogyakarta –
129. Pelayanan Yang Berorientasi Pelanggan Di Sma Kota Pekanbatu –
130. Upaya Peningkatan Kompetensi Menulis Wacana Eksposisi Dan Argumentasi Siswa Kelas Ii Sltpn I Pleret Dengan Metode Pembelajaran Kontekstual -
131. Evaluasi Program Kelompok Berlatih Olahraga (Kbo) Di Skb Aceh Besar Nad –
132. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berwirausaha Siswa Kelas Ii Smkm Bidang Keahlian Bisnis Manajemen Kota Yk –
133. Pengaruh Aktivitas Supervisi Kepala Sekolah Terhadap Kepuasan Kerja Guru Di Sltpn Kab. Banjar Kalsel –
134. The Life And Death Of The Female Character In The First Three Of Pramoedya Ananta Toer’s Buru Tetralogy : This Earth Of Mankind, Child Of All Nation, And Foot Steps
135. Program Latihan Kebugaran Jalan Kaki Dan Aerobic Dance Untuk Meningkatkan Kebugaran Kelompok Manula –

Rabu, 30 Juni 2010

informasi.....................

yukz kita rame-rame pergi liburan ke pantai selatan lombok.........
disana pemandangan alamnya bagus bangeeeeeeeetz......
belum terjamah tangan-tangan jahil industri..........

Senin, 21 Juni 2010

naskah skenario nayya

Cuaca pagi hari di kota Mataram. Siswa yang diantar orang tua. Siswa yang salim tangan kepada orang tua. Beberapa anak sedang bertugas piket. Ada yang menghapus papan tulis. Merapikan meja guru.

SCENE 1.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Ibu Guru, Komandan Cilik, Extras

Suasana kelas masih ramai. Ada beberapa anak yang masih berlari-larian di dalam kelas. ada yang sedang menyalin PR dari temannya. Bel tanda masuk kelas berbunyi. Selang beberapa menit kemudian Ibu Guru masuk ke dalam kelas, disusul seorang anak yang datang terlambat.

EXTRAS 1

Maaf Bu, saya terlambat. Ban sepeda saya bocor.

IBU GURU

Ya sudah, duduk.

Anak-anak memberi salam.

IBU GURU (CONT’D)

Anak-anak, untuk hari ini kita akan belajar mengarang. Panjang karangan minimal 10 paragraf. Karangan berisi mengenai cita-cita kalian, dan sertakan alasan mengapa kalian memiliki cita-cita tersebut. Sebagai contoh, dulu waktu kecil ibu bercita-cita menjadi guru karena menjadi seorang guru merupakan pekerjaan yang mulia. Seorang guru bekerja tanpa pamrih untuk mencerdaskan Bangsa dan Negara. Apakah sudah paham semuannya?

MURID-MURID
(Bersama-sama)

Paham Bu…

IBU GURU (CONT’D)

Jika sudah paham, silahkan mulai mengerjakan dan jangan mengganggu temannya!

CUT TO:

SCENE 2.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Ibu Guru, Komandan Cilik, Extras

Anak-anak mengeluarkan buku latihan dan segera mengerjakan begitupun dengan komandan cilik.

EXTRAS 1
(Berpikir)

Hmm… cita-cita gue ape ye…

CAMERA PEN TO EXTRAS 2

EXTRAS 2

Saya mau jadi dokter, supaya bisa sembuhin orang sakit.

CAMERA MOVE TO EXTRAS 3

EXTRAS 3

Saya mau jadi pemain bola kaya Cristiano Ronaldo.

CAMERA MOVE TO EXTRAS 4

EXTRAS 4

Cita-cita saya mau jadi artis. Saya mau jadi kaya Cinta Laura. Biar tiap hari saya muncul di tv.

CAMERA MOVE TO EXTRAS 1: Extras 1 sedang berpikir keras.

KOMANDAN CILIK
(Tersenyum Kecil)

Saya ingin menjadi seorang polisi. Soalnya polisi hebat, polisi suka nangkepin penjahat.

DISSOLVE TO:

SCENE 3.MONTAGE SCENE AKTIVITAS POLISI

Penjual koran di lampu merah yang menjajakan koran. Detail koran yang berisikan prestasi polisi. Polisi yang sedang mengatur lalu lintas. Polisi yang sedang bertugas mengatur kemacetan. Polisi yang sedang patroli.

KOMANDAN CILIK(CONT’D)
(O.S)

Hampir setiap hari ketika saya lewat di lampu merah saat hendak ke sekolah, saya sering melihat koran-koran yang dijual oleh penjual koran. Di koran-koran itu tertulis besar-besar bagaimana polisi berhasil menangkap teroris, pengedar narkoba, penculik sampai maling di pasar. Setiap hari Pak Polisi selalu nolongin saya, Pak Polisi mengatur lalu lintas supaya tidak macet sehingga saya tidak terlambat datang ke sekolah. Mereka bersiaga sejak pagi-pagi sekali untuk mengatur lalu lintas, yang semakin hari semakin dipenuhi oleh kendaraan. Pak Polisi juga yang sudah berhasil mengembalikan motor ayah saya yang sempat dicuri. Polisi berhasil menangkap pencurinya setelah melakukan operasi pemeriksaan. Dengan operasi pemeriksaan semakin banyak pencuri kendaraan bermotor yang tertangkap selain itu dengan adanya operasi tingkat ketertiban berkendaraan semakin tinggi. Menurut buku yang pernah saya baca, tugas seorang Polisi ada 3. Yang pertama adalah untuk melayani masyarakat. Ketika saya mengantar ayah untuk memperpanjang STNK motornya, saya melihat bagaimana cekatannya polisi yang bekerja disana. Mereka bekerja dengan sangat rapi dan terorganisir. Ayah pernah bilang, dahulu sangat sulit untuk kita memperpanjang stnk sendirian, butuh waktu berhari-hari. Tapi sekarang, perpanjang STNK menjadi lebih mudah dan prosesnya pun cepat.

Selain itu Polisi juga bertugas untuk… un… tukk… loh… loh… kok macet, yah macet dah…

VIDEO EFFECT: Gambar freeze and continue with frame up and down

CUT IN:

SCENE 4.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Komandan Cilik, Extras

Komandan cilik sedang menggoyang-goyangkan pulpennya.

KOMANDAN CILIK
(Menggoyang-goyangkan pulpen)

Yah,kok macet sih…

Komandan cilik, mengeluarkan isi pulpen dan meniupnya lalu mencoba untuk menulis lagi.

CAMERA ZOOM TO: EXTRAS 1 SEDANG TERTIDUR

Extras 1 tertidur sambil menopang dagunya

EXTRAS 1
(Terantuk, Berteriak)

Aduhh…

IBU GURU
(Tegas)

E1, teman-teman kamu mengerjakan tugas kamu asyik-asyikan tidur. Sekarang kamu berdiri di depan kelas

Extras 1 berjalan ke depan kelas.

IBU GURU(CONT’D)

Angkat satu kaki, pegang kedua telinga dan bilang saya tidak akan tidur lagi dikelas.

Keheningan kelas pecah oleh suara anak-anak yang tertawa menertawakan Extras 1.

BACK TO:

SCENE 5.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Komandan Cilik, Extras

Komandan cilik meminjam pulpen kepada temannya. Setelah mendapatkan pinjaman ia segera melanjutkan karanganya.

KOMANDAN CILIK(CONT’D)

Selain itu Polisi juga bertugas untuk mengayomi masyarakat.

DISSOLVE TO:

SCENE 6.MONTAGE SCENE AKTIVITAS POLISI

KOMANDAN CILIK(CONT’D)
(O.S)

Saya pernah melihat langsung, saat itu ada seorang turis yang menanyakan jalan kepada seorang Pak Polisi yang tengah bertugas. Dan dengan ramah Pak Polisi memberitahukan jalan yang benar kepada turis tersebut. Selain melayani dan mengayomi polisi juga bertugas untuk melindungi masyarakat. Melindunginya bisa dalam berbagai bentuk, seperti melindungi dari penjahat dan juga melindungi ketika ada bencana seperti kebakaran atau gempa. Saya mau polisi supaya saya bisa mengawal presiden. Saya pernah melihat iring-iringan polisi yang mengawal presiden. Ada yang menggunakan motor besar, mobil polisi, ada juga yang berjaga-jaga. Mereka terlihat begitu gagah dan keren. Dengan menjadi polisi saya bisa naik kendaraan yang tidak semua orang bisa naik, seperti helikopter, mobil polisi dan motor besar. Kata ayah, untuk menjadi seorang polisi yang baik saya harus rajin belajar karena kepandaian merupakan salah satu syarat untuk menjadi seorang polisi yang baik. Selain itu untuk menjadi polisi yang baik dibutuhkan juga kedisiplinan, tubuh jiwa yang sehat serta kejujuran.

SCENE 7.INT.RUANG KELAS (MORNING)
Cast: Ibu Guru, Komandan Cilik, Extras

Bel pertanda jam usai pun berbunyi.

IBU GURU
(Berjalan ke tengah kelas)

Baik anak-anak, waktunya sudah habis. Komandan tolong kumpulkan karanganya teman-temannya dan bawakan ke meja Ibu.

KOMANDAN CILIK
(Berdiri, Tegas)

Siap Bu…!!!

Komandan cilik mengumpulkan pekerjaan teman-temannya. Komandan memberi aba-aba kepada teman-temannya untuk memberi salam kepada Ibu guru. Ibu Guru keluar disusul Komandan cilik.

CAMERA ZOOM IN EXTRAS 1

Rabu, 02 Juni 2010

RPP (MICROTEACHING)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA DOSEN : Drs. Abdul Latief

FAKULTAS : ILMU PENDIDIKAN

NIP :

PROGRAM STUDI : S1

MATA KULIAH : MICROTEACHING

KODE MK :

SEMESTER : VI (ENAM)

PERTEMUAN : III (TIGA)

STANDAR KOMPETENSI : Memahami supervise klinis

KOMPETENSI DASAR : Mendeskripsikan supervise klinis

INDIKATOR : 1. Menjelaskan pengertian supervisi klinis

2. Menyebutkan alasan supervise klinis diperlukan

3. menyebutkan tujuan supervise klinis

4. menguraikan karakteristik supervisi klinis

I. Tujuan pembelajaran

Setelah mempelajari tentang materi ini, diharapkan mampu:

Ø Menjelaskan pengertian supervise klinis

Ø Menyebutkan alasan alasan suoervisi klinis diperlukan

Ø Menjelaskan karateristik supervise klinis

Ø Menguraikan tujuan supervise klinis

II. Materi ajar

1) Pengertian supervisi klinis

Supervisi klinis adalah supervisi yang dipokuskan pada perbaikan pembelajaran melalui siklus yang sistematis mulai dari tahap perencanaan , pengamatan , dan analisis yang itensip terhadap penampilan pembelajarannya dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran.

2) Alasan alasan supervisi klinis diperlukan

§ Ketinggalan iptek dalam dalam proses pembelajaran

§ Pelanggaran kode etik yang akut

§ Siswa dirugikan

§ Rendahnya apresiasi dan kepercayaan masyarakat

o Kehilangan identitas propesi

3) Karateristik supervisi klinis

v Perbaikan dalam pembelajaran mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelek

v Fungsi utama supervisor adalah mengimpormasikan beberapa keterampilan, seerti : keterampilan menganalisis proses pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan, keterampilan mengembangkan kurikulim, dan ketrampilan dalam proses pembelajaran.

4) Tujuan supervisi klinis

o Menciptakan kesadaran guru ttng tanggung jawab terhadap pelaksanaan kualitas proses pembelajaran

o Membantu guru untuk senantiasa memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses pembelajaran

o Membantu guru untuk mengidentipikasi masalah yang muncul dalam proses pembelajaran

o Membantu guru untuk mengembangkan sikap positip dalam mengembangkan diri secara berkelanjuta

III. Metode pembelajaran

v LCD

v POWER POINT

v PENUGASAN

IV. Langkah langkah pembelajaran

1. Kegiatan awal

a. Guru mengimpormasikan ttng materi yang akan dibahas

b. Apresiasi : menjawab pertanyaan yang berkaitan ttng supervisi klinis

c. Motivasi : memperoleh informasi tentang tujuan dari kegiatan pembelajaran tersebut.

2. Kegiatan inti

3. Kegiatan akhir

membuat kesimpulan tentang supervisi klinis, dengan tujuan untuk memahami materi yang diajarkan sehingga siswa mudah mengingat.

V. Sumber belajar

Alfonso, RJ., Firth, G.R., dan Neville, R.F.1981. Instructional Supervision, A

Behavior System, Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Danim, Sudarwan. 2006. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: Bumi

Aksara.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI. 1982. Alat Penilaian

Kemampuan Guru: Buku I. Jakarta: Proyek Pengembangan

Pendidikan Guru.

VI. Penilaian

§ Tertulis

§ Uraian

TUGAS

MICROTEACHING

OLEH

NAMA : INDRIYANI

IIN RISKA PARLINA

KELAS : V1 A

JURUSAN : TP

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

INSTITUT KEGURUAN DAN ILMUPENDIDIKAN

IKIP MATARAM

2010